Monday, May 26, 2014
Friday, January 24, 2014
Bukan Makhluk Hidup
Sepertinya, aku bukan makhluk hidup...
Aku, Sandra, selalu
dijadikan mainan oleh orang-orang tak punya otak. Mereka memperlakukanku sangat
biadab. Mempermainkanku seperti wanita murahan. Aku adalah model. Model yang
tiap hari memperagakan busana model terbaru. Setiap hari mereka melucuti
pakaianku dengan mudahnya dihadapan banyak orang, kemudian menggantinya dengan
busana baru. Pada dasarnya, aku senang ketika memperagakan busana model baru.
Orang-orang akan melihatku seperti wanita yang sangat cantik menawan dengan
balutan busana indah di tubuhku. Tetapi tidak dengan temanku, Nancy.
Nasibnya berbeda denganku. Walaupun kami satu profesi,
tetapi hidupnya lebih terhina. Dia selalu dijadikan model pakaian dalam wanita
dan dipaksa memperagakan pakaian dalam musim panas di hadapan ribuan manusia
yang tak dia kenal. Semua orang yang melintas di depannya selalu melihat lekuk
tubuhnya yang menawan, bukan lagi melihat busana yang melekat pada tubuhnya. Tak
jarang mereka menunjuk bagian payudaranya kemudian tertawa. Sungguh pekerjaan
yang hina bukan?
Kami tidak pernah dibayar sepeser pun. Kami juga bingung,
kenapa kami mau diperlakukan seperti ini. Kami hanya diberi pelayanan gratis
perawatan tubuh kami. Kami seperti tak punya pilihan lain.
Hari ini aku dipaksa memperagakan busana adat Jawa, Kebaya.
Aku tidak tau kenapa hari ini aku mengenakan pakainan seperti ini. Orang-orang
di sampingku berkata bahwa ini adalah hari Kartini. Katanya, Kartini adalah
sosok pahlawan yang berjuang dalam emansipasi wanita. Tapi beliau telah tiada.
Andai beliau masih ada, aku akan berlari padanya. Memperjuangkan nasibku dan
nasib temanku, Nancy. Kami adalah wanita lemah tertindas.
Aku mengenakan busana kebaya berlengan panjang. Kemudian
kakiku tertutup oleh lembaran kain coklat yang sangat ketat. Orang disampingku
menyebutnya sebagai kain jarik. Aku menyukai busana indah ini, tetapi tidak
ketika orang-orang ini mulai melucuti pakaianku dihadapan banyak orang.
Mataku melirik kesebelah kanan. Kulihat Nancy sedang
telanjang. Entah mengapa orang-orang ini membiarkannya telanjang untuk waktu
yang cukup lama. Tidakkah mereka ingin menggantinya dengan busana lain? Atau
menutup aurat tubuh Nancy dengan selembar kain panjang untuk sebentar saja.
Apakah mereka orang-orang bodoh yang tak punya otak? Kulihat wajah Nancy yang
malu ketika banyak orang tersenyum licik melihat lekuk tubuhnya.
Kudengar seorang desainer busana dalam wanita sedang
berbincang sangat serius dengan pegawainya. Tanpa harus bersembunyi untuk
menguping, pembicaraan mereka terdengar jelas di telingaku. Kudengar, desainer
itu sedang marah dengan ulah pegawainya. Kemudian kudengar lagi, ia menyuruh
pegawainya untuk membuang Nancy. Katanya tubuh Nancy cacat, sehingga tidak
layak untuk digunakan lagi. Benar-benar tak punya hati nurani orang-orang ini.
Pandangan mataku berbelok melihat tubuh Nancy. Dia masih
telanjang bulat. Tunggu! Tubuh bagian mana yang cacat? Mataku seperti menyapu
satu per satu lekuk tubuh Nancy. Astaga! Tangan Nancy patah! Sepertinya,
pegawai desainer itulah yang membuat tangannya patah.
Tiba-tiba tubuh Nancy yang telanjang digendong kearah gudang
belakang. Mau di apakan Nancy? Sial, aku seperti tidak punya tenaga untuk
mencegahnya. Beberapa menit kemudian orang yang menggendong tubuh Nancy
kembali. Melaporkan bahwa Nancy sudah dibuang lewat gudang belakang. Kejam!
Biadab!
Tiba-tiba aku memikirkan nasibku kembali. Apakah aku juga
akan dibuang bila tiba-tiba tubuhku cacat? Aku seperti tak puya daya.
Tapi, sepertinya Nancy senang. Dia tidak lagi diperalat oleh
orang-orang biadab ini. Sekarang dia bebas walaupun tubuhnya sedikit cacat.
Kemudian aku sempat berpikir ingin melukai tubuhku sendiri.
Aku ingin seperti Nancy yang telah bebas. Tidak perlu dipaksa memperagakan
busana-busana model baru lagi dan telanjang di depan banyak orang.
Yah, sebebas apapun hidup kami, kami hanyalah sebuah manekin
yang diciptakan dari tangan manusia. Kami bukan makhluk hidup. Karena itulah
manusia memperalat, mempermainkan, serta mempermalukan kami.
Kami memang tidak
pernah hidup. Tapi kami juga ingin hidup dan diperlakukan seperti makhluk hidup ...
Sunday, December 22, 2013
Bukan Hari Ini Saja
Sore itu ...
Tangannya yang sudah keriput memegang koin dan melirit kulit punggungku hingga merah kehitaman.
Dia tak tega melihatku mengeluarkan suara serak dan menghabiskan berlembar-lembar tisu untuk membuang ingus dari hidungku.
Kami bercakap, bergurau, hingga bercerita.
Dibasuhkan telapak tangannya diatas punggungku dan berkata
"Ya Allah dulu punggung ini kecil dan putih sampai takut aku menyentuhmu"
Dia seperti tak percaya jika punggung yang dahulunya kecil sekarang panjang dan lebar mirip seperti ayahku.
Kemudian dia melirit kakiku dengan tangannya sambil berkata,
"Kaki ini juga dulu kecil, halus, dan putih."
"Dulu sewaktu kecil jika berada di sampingku, kamu selalu mengangkat telapak kakimu dan tanganmu menyentuh kepalamu membanding-bandingkan tinggimu dengan tinggiku."
"Sekarang tinggimu melebihi tinggiku," katanya sambil tertawa manis.
Tangannya masih melirit punggungku hingga ku tertidur.
Rasa sayang yang ditunjukkan membuatku semakin tak ingin kehilangan dirinya.
Sempat wanita berkepala lima itu tertidur pulas dan kemudian aku menangis.
Membayangkan bila suatu saat kedua bola matanya tak terbuka,
tangannya tak bisa bergerak,
dan hidung serta mulutnya tak sanggup bernafas.
Picik sekali memang!
Tapi suatu saat itu akan terjadi.
Aku berjanji akan membuatnya bahagia selalu.
Aku hanya ingin membalas semua rasa sayangnya yang diberikan padaku dengan senyuman lebar dari bibirnya setiap hari.
Bukan hari ini saja,
hari ibu 22 Desember 2013 ...
Tangannya yang sudah keriput memegang koin dan melirit kulit punggungku hingga merah kehitaman.
Dia tak tega melihatku mengeluarkan suara serak dan menghabiskan berlembar-lembar tisu untuk membuang ingus dari hidungku.
Kami bercakap, bergurau, hingga bercerita.
Dibasuhkan telapak tangannya diatas punggungku dan berkata
"Ya Allah dulu punggung ini kecil dan putih sampai takut aku menyentuhmu"
Dia seperti tak percaya jika punggung yang dahulunya kecil sekarang panjang dan lebar mirip seperti ayahku.
Kemudian dia melirit kakiku dengan tangannya sambil berkata,
"Kaki ini juga dulu kecil, halus, dan putih."
"Dulu sewaktu kecil jika berada di sampingku, kamu selalu mengangkat telapak kakimu dan tanganmu menyentuh kepalamu membanding-bandingkan tinggimu dengan tinggiku."
"Sekarang tinggimu melebihi tinggiku," katanya sambil tertawa manis.
Tangannya masih melirit punggungku hingga ku tertidur.
Rasa sayang yang ditunjukkan membuatku semakin tak ingin kehilangan dirinya.
Sempat wanita berkepala lima itu tertidur pulas dan kemudian aku menangis.
Membayangkan bila suatu saat kedua bola matanya tak terbuka,
tangannya tak bisa bergerak,
dan hidung serta mulutnya tak sanggup bernafas.
Picik sekali memang!
Tapi suatu saat itu akan terjadi.
Aku berjanji akan membuatnya bahagia selalu.
Aku hanya ingin membalas semua rasa sayangnya yang diberikan padaku dengan senyuman lebar dari bibirnya setiap hari.
Bukan hari ini saja,
hari ibu 22 Desember 2013 ...
Sunday, October 20, 2013
Thursday, September 26, 2013
PECAH!!
Kalo udah menjelang siang, recent update BBM sampe timeline Twitter penuh banget sama postingan orang tentang cuaca siang itu.
"Panaaaaaas"
"Sauna siang hari"
"Neraka Bocor!!!"
Memang sih cuaca akhir-akhir ini panas pake banget. Karena Indonesia negara tropis jadi musim kemarau gini panasnya kerasa banget.
Tapi sebenernya penyebab dari semua itu adalah manusia sendiri yang buat.
Polusi, Gas Rumah Kaca, Kerusakan Hutan, Penebangan Pohon, sampe penggunaan energi yang berlebihan, itu semua sebenernya penyebab dari panasnya cuaca di Indonesia. Nah kalo udah panas gini justru malah buang energi lagi seperti hidupin AC, Kipas angin, dan energi listrik lainnya.
Manusia bisanya cuma ngeluh. Yang keringetan teruslah, gerah, males keluar rumah, kulit jadi makin gelap, kulit kering, bibir pecah-pecah, dahaga yang luar biasa, panas dalam, dan sebagainyaaaaaaaa...
Padahal kalo dipikir-pikir yang paling menderita dan tersiksa itu bumi. Bumi yang jadi pelindung tempat manusia hidup. Bumi yang jaraknya cuma 150 juta km dari matahari dan yang lebih ngerasain panas sebenarnya dibanding kita.
Bukannya menjaga bumi, manusia justru sukanya menyiksa bumi dengan buang-buang energi, make kendaraan bermotor yang bikin polusi, buang puntung rokok sembarangan yang bikin hutan kebakar, sampe nebang pohon seenaknya. Dan kalo udah panas bisanya cuma ngeluh, nyampah di recent update sama timeline twitter. Tapi bumi yang lebih kepanasan akibat ulah manusia nggak pernah ngeluh sama sekali loh!
Kalo bumi bisa ngeluh, mungkin kayak gini nih jadinyaa
Tuesday, September 17, 2013
Optimistic vs Pessimist
Dua kata yang sangat bertentangan.
Nggak sedikit yang bilang kalo "setiap tantangan itu harus dihadapi dengan optimis!"
Kalimat yang klasik sih sebenernya...
Pernah nggak kalian ngalamin kejadian kayak gini,
Kalian sangat optimis bakalan jadi pemenang, tapi ternyata kenyataan nggak seperti apa yang ada di otak kalian. Rasanya itu sedih banget :(
Disitulah kalian pasti nggak akan setuju dengan kalimat tadi.
Disitulah kalian pasti nggak akan setuju dengan kalimat tadi.
Tapi....
Kadang justru kalo kalian pesimis, hal yang kalian gak sangka-sangka terjadi. Kalianlah yang jadi pemenangnya! Dan pasti itu rasanya seneng banget :D
Itu juga nggak sinkron sama kalimat yang dikasih tanda petik plus ditebelin tadi hmm.
Saat kalian merasa optimis, hasil yang di dapat justru negatif.
Sedangkan saat kalian merasa pesimis, hasil yang di dapat justru positif.
So...
Itu juga nggak sinkron sama kalimat yang dikasih tanda petik plus ditebelin tadi hmm.
Saat kalian merasa optimis, hasil yang di dapat justru negatif.
Sedangkan saat kalian merasa pesimis, hasil yang di dapat justru positif.
So...
Optimis nggak selalu Positif
Pesimis nggak selamanya Negatif
Saturday, September 14, 2013
Monday, July 01, 2013
Thursday, June 06, 2013
Saturday, May 25, 2013
Turquoise
I really love the colors like this. My a boyfriend said, I must often wear colorful outfits to look more cheerful. Yes, it's true. But I must more confidence to use colors like that, because actually I'm not a confident person :)
1. Cropped Pleat Back Shirt from topshop
2. Zig Zag Aztec Tunic from topshop
3. V LaceE Applique Bodycon Dress from topshop
4. Vagabond Flatform Pumps from topshop
5. Huey2 Gladiator Jelly Sandals from topshop
6. Hyper Cross Strap Pool Sandals from topshop
2. Ghati Green from Catha
3. Astheya Green from Catha
Monday, May 20, 2013
Banana Pancake
Hay, last Saturday I tried to make a hearty dessert in the afternoon. I see there are 2 bananas in the fridge, then I try to make banana pancakes. As well as making pancakes, you need a material like this ...
Beat eggs, sugar, salt, and flour, then add margarine and cocoa powder. Once mixed enter the milk and stir until blended. Heat a pan, and put the dough until browned. Lift and let cool. After cool, put bananas in the pancakes are cooked, roll, and cut according to taste.
It's so easy isn't it?
Sunday, May 12, 2013
Thursday, May 02, 2013
Sunday, April 14, 2013
Ethnic Necklaces
Yaaapp. To not become mainstream people, sometimes we need to create our own style. It may be difficult to feel confident.
Yesssss, actually it's my own true nature : D
Perhaps, you will use these accessories to prove that you are not the mainstream people :)
localbrand.co.id
So, do you want to try? ;)
Saturday, April 06, 2013
Tuesday, April 02, 2013
Wednesday, March 27, 2013
Wednesday, March 20, 2013
Subscribe to:
Posts (Atom)