Saturday, September 27, 2014

Finally!

Yeay! I'm so happy!! 
My dream has been reached. 
And now I'm bachelor of communication.
There are an additional title at the back of my name.
So, you can call me: Ria Rahmawati, S.I.Kom :)



Saturday, July 05, 2014

22nd Birthday

Happy 22nd birthday Diah Woro Anggraeni! Stay young with smile!!! :D


Monday, May 26, 2014

Scoop Ideas, Good Ideas

I think this Japanese store has a cool concept...









Friday, January 24, 2014

Bukan Makhluk Hidup


Sepertinya, aku bukan makhluk hidup... 

Aku, Sandra, selalu dijadikan mainan oleh orang-orang tak punya otak. Mereka memperlakukanku sangat biadab. Mempermainkanku seperti wanita murahan. Aku adalah model. Model yang tiap hari memperagakan busana model terbaru. Setiap hari mereka melucuti pakaianku dengan mudahnya dihadapan banyak orang, kemudian menggantinya dengan busana baru. Pada dasarnya, aku senang ketika memperagakan busana model baru. Orang-orang akan melihatku seperti wanita yang sangat cantik menawan dengan balutan busana indah di tubuhku. Tetapi tidak dengan temanku, Nancy.

Nasibnya berbeda denganku. Walaupun kami satu profesi, tetapi hidupnya lebih terhina. Dia selalu dijadikan model pakaian dalam wanita dan dipaksa memperagakan pakaian dalam musim panas di hadapan ribuan manusia yang tak dia kenal. Semua orang yang melintas di depannya selalu melihat lekuk tubuhnya yang menawan, bukan lagi melihat busana yang melekat pada tubuhnya. Tak jarang mereka menunjuk bagian payudaranya kemudian tertawa. Sungguh pekerjaan yang hina bukan?

Kami tidak pernah dibayar sepeser pun. Kami juga bingung, kenapa kami mau diperlakukan seperti ini. Kami hanya diberi pelayanan gratis perawatan tubuh kami. Kami seperti tak punya pilihan lain.

Hari ini aku dipaksa memperagakan busana adat Jawa, Kebaya. Aku tidak tau kenapa hari ini aku mengenakan pakainan seperti ini. Orang-orang di sampingku berkata bahwa ini adalah hari Kartini. Katanya, Kartini adalah sosok pahlawan yang berjuang dalam emansipasi wanita. Tapi beliau telah tiada. Andai beliau masih ada, aku akan berlari padanya. Memperjuangkan nasibku dan nasib temanku, Nancy. Kami adalah wanita lemah tertindas.

Aku mengenakan busana kebaya berlengan panjang. Kemudian kakiku tertutup oleh lembaran kain coklat yang sangat ketat. Orang disampingku menyebutnya sebagai kain jarik. Aku menyukai busana indah ini, tetapi tidak ketika orang-orang ini mulai melucuti pakaianku dihadapan banyak orang. 

Mataku melirik kesebelah kanan. Kulihat Nancy sedang telanjang. Entah mengapa orang-orang ini membiarkannya telanjang untuk waktu yang cukup lama. Tidakkah mereka ingin menggantinya dengan busana lain? Atau menutup aurat tubuh Nancy dengan selembar kain panjang untuk sebentar saja. Apakah mereka orang-orang bodoh yang tak punya otak? Kulihat wajah Nancy yang malu ketika banyak orang tersenyum licik melihat lekuk tubuhnya.

Kudengar seorang desainer busana dalam wanita sedang berbincang sangat serius dengan pegawainya. Tanpa harus bersembunyi untuk menguping, pembicaraan mereka terdengar jelas di telingaku. Kudengar, desainer itu sedang marah dengan ulah pegawainya. Kemudian kudengar lagi, ia menyuruh pegawainya untuk membuang Nancy. Katanya tubuh Nancy cacat, sehingga tidak layak untuk digunakan lagi. Benar-benar tak punya hati nurani orang-orang ini.

Pandangan mataku berbelok melihat tubuh Nancy. Dia masih telanjang bulat. Tunggu! Tubuh bagian mana yang cacat? Mataku seperti menyapu satu per satu lekuk tubuh Nancy. Astaga! Tangan Nancy patah! Sepertinya, pegawai desainer itulah yang membuat tangannya patah. 

Tiba-tiba tubuh Nancy yang telanjang digendong kearah gudang belakang. Mau di apakan Nancy? Sial, aku seperti tidak punya tenaga untuk mencegahnya. Beberapa menit kemudian orang yang menggendong tubuh Nancy kembali. Melaporkan bahwa Nancy sudah dibuang lewat gudang belakang. Kejam! Biadab!

Tiba-tiba aku memikirkan nasibku kembali. Apakah aku juga akan dibuang bila tiba-tiba tubuhku cacat? Aku seperti tak puya daya. 

Tapi, sepertinya Nancy senang. Dia tidak lagi diperalat oleh orang-orang biadab ini. Sekarang dia bebas walaupun tubuhnya sedikit cacat. 

Kemudian aku sempat berpikir ingin melukai tubuhku sendiri. Aku ingin seperti Nancy yang telah bebas. Tidak perlu dipaksa memperagakan busana-busana model baru lagi dan telanjang di depan banyak orang. 

Yah, sebebas apapun hidup kami, kami hanyalah sebuah manekin yang diciptakan dari tangan manusia. Kami bukan makhluk hidup. Karena itulah manusia memperalat, mempermainkan, serta mempermalukan kami. 

Kami memang tidak pernah hidup. Tapi kami juga ingin hidup dan  diperlakukan seperti makhluk hidup ...